Sejarah PKK
Awalnya, PKK adalah sebuah ide yang dibangun dari dari seminar Home Economic di Bogor tahun 1957.
Pemerintah Indonesia kemudian menindaklanjuti seminar tersebut dengan membuat pelajaran pendidikan kesejahteraan keluarga.
Sedangkan sebagai sebuah gerakan masyarakat, Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga awalnya diinisasi oleh istri gubernur Jawa Tengah (ibu Isriati Moenadi) yang begitu prihatin dengan kondisi masyarakat di wilayahnya yang menderita busung lapar.
Inisasi istri gubernur Jawa Tengah ini mendapat respon yang baik di Indonesia.
Adapun perubahan nama PKK sendiri terjadi pada 27 Desember 1972 kala Menteri Dalam Negeri mengeluarkan surat kawat kepada seluruh gubernur Indonesia.
Isi surat kawat tersebut adalah agar mengubah nama Pendidikan Kesejahteraan Keluarga menjadi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga pada 27 Desember pun ditetapkan sebagai hari kesatuan gerak PKK.
PKK adalah Tonggak Kemajuan Ibu-ibu dan Keluarga
Sebagai sebuah gerakan, PKK selanjutnya bergerak pada dua dimensi sekaligus, yakni:
- Dimensi spirtual, terutama dalam hal sikap dan perilaku sebagai hamba Tuhan, anggota masyarakat, serta warga negara yang dinamis serta bermanfaat dengan didasarkan pada Pancasila serta UUD 1945.
- Dimensi fisik material meliputi sandang, pangan, papan, kesempatan kerja, kesehatan, dan lingkungan hidup yang sehat serta lestari melalui peningkatan pendidikan, pengetahuan serta keterampilan.